entah sejak kapan kata ini muncul di dunia, yang jelas sekitar 1-2 tahun yg lalu sy mulai mengetahui kata ini
pemanfaatan kata "galau" pun sedikit banyak mengarah pada hal hal yang mengkhawatirkan penggunanya
satu contoh yg paling sering kita dengar adalah menggunakan kata galau yang mengarah pada "status" seseorang yang belum menemukan pasanganya, sekali lagi, ini hanyalah peggunaan yg paling umum dikalangan pemuda dan pemudi jaman modern, kalaulah kita menggunakan kata galau untuk urusan yg lain juga sah sah saja
selanjutnya, saya pengen sedikit bercuap cuap tentang kegalauan yg ada pada kehidupan yang sy alami
(PS : bukan curcol loh, ini hanya penyampaian ide yg ada di kepala )
dalam hidup, ada banyak hal yang kita alami, kalau kata temen SMP saya "hidup tanpa masalah adalah sebuah masalah" , kalau kata temen-temen pasca "hidup itu ga ada yang mudah bro, namanya juga hidup"
kalau kata saya "hidup adalah perjuangan, berjuang melawan diri sendiri"
berbagai cobaan yang kita hadapi seringkali membuat kita merasakan apa yg disebut dgn galau, kita galau atas sesuatu yg menurut kita "idealnya" dalam pandangan manusia itu sdh terjadi pada kita, akan tetapi mungkin Allah belum ataupun tidak menyampaikan kehendak-NYA pada kita Allahu a'lam.
kalualah saya boleh berpendapat, terkadang jika hati kita lagi baik dan bersih, maka kita tak mengenal kata galau, karena kita sadar bahwa Allah adalah pembuat rencana terbaik buat hamba-NYA maka segala hal yang tidak sampai ke kita ataupun bukan menjadi takdir bagi hidup kita segalanya sudah di skenariokan oleh Allah subhanahu wata'ala
yang menjadi masalah adalah ketika kita mendapati hati kita masing masing dalam kondisi yang tidak baik lagi keruh, maka apa yang terjadi ?
menurut pengalaman pribadi, maka kata "galau" menjadi menu kehidupan kita sehari hari
galau belum ketemu ayang tercinta
galau perlu tambahan income
galau belum dapat pekerjaan tetap
galau karena kuliah belum lulus dan seterusnya dan seterusnya.
nah kalau kita telusuri satu demi satu maka, sebagai contoh
galau belum ketemu jodoh misalnya, maka sejauh kita sudah berusaha dan berdo'a langkah selanjutnya adalah tawakal ; kalolah dalam ikhtiar kita ternyata Allah menakdirkan waktu tertentu untuk mempertemukan kita dengan mas cakep/mas ganteng/ mbak ayu / dinda cantik/ ayang sholeh/sholehah maka manusia mana yang sanggup menentang takdir illahi ?
so ketika kita galau nampaaknya kita mesti kembali mengecek kemurnian akidah kita, akidah iman, iman kepada Allah serta iman kepada qodho dan qodar Allah.
demikian contoh lainya juga, kalaulah saat ini Allah memberikan pekerjaan A, yang notabene tidak sesuai dengan keinginan kita, maka kita bisa berusaha dengan memilih pekerjaan lain, take a risk; silahkan usaha dan do'a, namun ketika kita sudah banting tulang kekiri dan ke kanan tapi ternyata belum berubah ya instrospeksi dulu jangan-jangan kita yang slaha; kalau lah ternyata "anggap saja" kita sudah (merasa) benar, maka bisa jadi Allah punya cerita lain untuk kehidupan kita kelak.
sedikit membagi pengalaman (maaf kalau keluar dari konteks)
-dulu saya adalah lulusan terbaik di kota kecil dr kaki gunung lawu, sebagai lulusan terbaik idealnya sy bisa lolos SPMB (*sebutan SNMPTN jaman sy muda dulu*) dong ya, kalau saya benar-benar pandai tentunya ; nyatanya sy pilih jurusan statistika ITS sebagai pilihan pertama dan mipa fisika UNS sebagai jurusan kedua (dulu mipa sainganya 2: 1 kalau ga salah ingat) ; kalau merujuk nilai nem saya yg nyaris sempurna 29,80 dari 30.00 maka tdk ada yg sulit untuk menembus salah satu jur tersebut .. akan tetapi nampaknya takdir Allah berkata lain, saya tidak lolos SPMB sekalipun saya pilih jur yang paling rendah grade nya (sementara teman sy yg NEm nya dibawah sy malah diterima)... shock sih iya waktu itu ; selanjutnya setelah sekian tahun berlalu maka saya amati perjalanan hidup saya, gagal SPMB keterima UMPN lanjut kuliah jur teknik telekomunikasi PENS ITS, lulus cumlaude, dan embel2 mawapres , keterima kerja 2 minggu setelah wisuda di tempat yg "bonavide" dengan jenis pekerjaan yang menurut hemat saya "mentereng" as a network enginer, the one and only woman also first lady's enginer in the company (paling ayu reek) ; kurang dari 2 tahun sy resign dan sekarang sy mengajar di Cisco UI sekaligus lanjut kuliah pasca dan demikian seterusnya hidup penuh liku liku *halah
intinya Allah punya rencana terbaik buat hamba-NYA :)
dipenghujung pernyataan dan pertanyaan kita, maka pernahkah teman-teman merasa "muak" dengan segala yang ada? padahal kalau orang lain yang melihat kita , mereka bahkan akan berkata bahwa hidup kita "sempurna"
suatu hari, dalam perjuangan yang panjang sampailah saya pada satu waktu ketika saya memprotes jalan hidup yang sy alami..
saya pernah terjatuh, yang jangankan untuk bangkit, duduk pun rasanya tak sanggup
saya benar-benar merasa terjerembab dalam lubang yang dalam, ya dalaaam sekali,
semuanya terasa gelap, hitam dan lebam terjadi dimana mana. dan disini lah kegalauan itu muncul
disaat protes itu tak menemukan jawaban kecuali penghayatan yang dalam atas makna kehidupan,
sy protes "Tuhan, kalau sudah seperti ini siapa yang saya salahkan?, kalau ternyata takdir-MU adalah kehendak-Mu dan terjadi padaku sebagai hamba-MU, lalu siapa yang saya salahkan???"
sungguh saya benar-benar lancang ketika menyalahkan Pemilik Takdir
-ini tulian mau dibawa kemana ya ^puyeng^-
jadi kalau lah sedang galau, hal yang bijak mesti kita lakukan adalah menikmati hidup, melakukan aktifitas terbaik hari ini, dan saat ini ; berhentilah memikirkan apa yang belum terjadi pada kita (boleh merencanakan sebatas usaha-usaha manusia sebagai tolok ukur), karena bisa jadi apa yang sedang kita pikirkan dengan keras saat ini, esok Allah tak akan pernah mengijinkan terjadi pada kita, atau Allah punya rencana yang sangat indah diluar kehendak kita.
iya kalau yang kita galaukan itu masih sempat terjadi kalaulah besok kita mati apa yang terjadi ?
yah.. believe you, that He is the best planner for His creator.
#ntms
for you, i love u
hahahaha,, ga ada "u" juga ada "u" yg lain
depok, dalam menghadapai seminar pra thesis yang bikin galau -nah lo-
pemanfaatan kata "galau" pun sedikit banyak mengarah pada hal hal yang mengkhawatirkan penggunanya
satu contoh yg paling sering kita dengar adalah menggunakan kata galau yang mengarah pada "status" seseorang yang belum menemukan pasanganya, sekali lagi, ini hanyalah peggunaan yg paling umum dikalangan pemuda dan pemudi jaman modern, kalaulah kita menggunakan kata galau untuk urusan yg lain juga sah sah saja
selanjutnya, saya pengen sedikit bercuap cuap tentang kegalauan yg ada pada kehidupan yang sy alami
(PS : bukan curcol loh, ini hanya penyampaian ide yg ada di kepala )
dalam hidup, ada banyak hal yang kita alami, kalau kata temen SMP saya "hidup tanpa masalah adalah sebuah masalah" , kalau kata temen-temen pasca "hidup itu ga ada yang mudah bro, namanya juga hidup"
kalau kata saya "hidup adalah perjuangan, berjuang melawan diri sendiri"
berbagai cobaan yang kita hadapi seringkali membuat kita merasakan apa yg disebut dgn galau, kita galau atas sesuatu yg menurut kita "idealnya" dalam pandangan manusia itu sdh terjadi pada kita, akan tetapi mungkin Allah belum ataupun tidak menyampaikan kehendak-NYA pada kita Allahu a'lam.
kalualah saya boleh berpendapat, terkadang jika hati kita lagi baik dan bersih, maka kita tak mengenal kata galau, karena kita sadar bahwa Allah adalah pembuat rencana terbaik buat hamba-NYA maka segala hal yang tidak sampai ke kita ataupun bukan menjadi takdir bagi hidup kita segalanya sudah di skenariokan oleh Allah subhanahu wata'ala
yang menjadi masalah adalah ketika kita mendapati hati kita masing masing dalam kondisi yang tidak baik lagi keruh, maka apa yang terjadi ?
menurut pengalaman pribadi, maka kata "galau" menjadi menu kehidupan kita sehari hari
galau belum ketemu ayang tercinta
galau perlu tambahan income
galau belum dapat pekerjaan tetap
galau karena kuliah belum lulus dan seterusnya dan seterusnya.
nah kalau kita telusuri satu demi satu maka, sebagai contoh
galau belum ketemu jodoh misalnya, maka sejauh kita sudah berusaha dan berdo'a langkah selanjutnya adalah tawakal ; kalolah dalam ikhtiar kita ternyata Allah menakdirkan waktu tertentu untuk mempertemukan kita dengan mas cakep/mas ganteng/ mbak ayu / dinda cantik/ ayang sholeh/sholehah maka manusia mana yang sanggup menentang takdir illahi ?
so ketika kita galau nampaaknya kita mesti kembali mengecek kemurnian akidah kita, akidah iman, iman kepada Allah serta iman kepada qodho dan qodar Allah.
demikian contoh lainya juga, kalaulah saat ini Allah memberikan pekerjaan A, yang notabene tidak sesuai dengan keinginan kita, maka kita bisa berusaha dengan memilih pekerjaan lain, take a risk; silahkan usaha dan do'a, namun ketika kita sudah banting tulang kekiri dan ke kanan tapi ternyata belum berubah ya instrospeksi dulu jangan-jangan kita yang slaha; kalau lah ternyata "anggap saja" kita sudah (merasa) benar, maka bisa jadi Allah punya cerita lain untuk kehidupan kita kelak.
sedikit membagi pengalaman (maaf kalau keluar dari konteks)
-dulu saya adalah lulusan terbaik di kota kecil dr kaki gunung lawu, sebagai lulusan terbaik idealnya sy bisa lolos SPMB (*sebutan SNMPTN jaman sy muda dulu*) dong ya, kalau saya benar-benar pandai tentunya ; nyatanya sy pilih jurusan statistika ITS sebagai pilihan pertama dan mipa fisika UNS sebagai jurusan kedua (dulu mipa sainganya 2: 1 kalau ga salah ingat) ; kalau merujuk nilai nem saya yg nyaris sempurna 29,80 dari 30.00 maka tdk ada yg sulit untuk menembus salah satu jur tersebut .. akan tetapi nampaknya takdir Allah berkata lain, saya tidak lolos SPMB sekalipun saya pilih jur yang paling rendah grade nya (sementara teman sy yg NEm nya dibawah sy malah diterima)... shock sih iya waktu itu ; selanjutnya setelah sekian tahun berlalu maka saya amati perjalanan hidup saya, gagal SPMB keterima UMPN lanjut kuliah jur teknik telekomunikasi PENS ITS, lulus cumlaude, dan embel2 mawapres , keterima kerja 2 minggu setelah wisuda di tempat yg "bonavide" dengan jenis pekerjaan yang menurut hemat saya "mentereng" as a network enginer, the one and only woman also first lady's enginer in the company (paling ayu reek) ; kurang dari 2 tahun sy resign dan sekarang sy mengajar di Cisco UI sekaligus lanjut kuliah pasca dan demikian seterusnya hidup penuh liku liku *halah
intinya Allah punya rencana terbaik buat hamba-NYA :)
dipenghujung pernyataan dan pertanyaan kita, maka pernahkah teman-teman merasa "muak" dengan segala yang ada? padahal kalau orang lain yang melihat kita , mereka bahkan akan berkata bahwa hidup kita "sempurna"
suatu hari, dalam perjuangan yang panjang sampailah saya pada satu waktu ketika saya memprotes jalan hidup yang sy alami..
saya pernah terjatuh, yang jangankan untuk bangkit, duduk pun rasanya tak sanggup
saya benar-benar merasa terjerembab dalam lubang yang dalam, ya dalaaam sekali,
semuanya terasa gelap, hitam dan lebam terjadi dimana mana. dan disini lah kegalauan itu muncul
disaat protes itu tak menemukan jawaban kecuali penghayatan yang dalam atas makna kehidupan,
sy protes "Tuhan, kalau sudah seperti ini siapa yang saya salahkan?, kalau ternyata takdir-MU adalah kehendak-Mu dan terjadi padaku sebagai hamba-MU, lalu siapa yang saya salahkan???"
sungguh saya benar-benar lancang ketika menyalahkan Pemilik Takdir
-ini tulian mau dibawa kemana ya ^puyeng^-
jadi kalau lah sedang galau, hal yang bijak mesti kita lakukan adalah menikmati hidup, melakukan aktifitas terbaik hari ini, dan saat ini ; berhentilah memikirkan apa yang belum terjadi pada kita (boleh merencanakan sebatas usaha-usaha manusia sebagai tolok ukur), karena bisa jadi apa yang sedang kita pikirkan dengan keras saat ini, esok Allah tak akan pernah mengijinkan terjadi pada kita, atau Allah punya rencana yang sangat indah diluar kehendak kita.
iya kalau yang kita galaukan itu masih sempat terjadi kalaulah besok kita mati apa yang terjadi ?
yah.. believe you, that He is the best planner for His creator.
#ntms
for you, i love u
hahahaha,, ga ada "u" juga ada "u" yg lain
depok, dalam menghadapai seminar pra thesis yang bikin galau -nah lo-
0 komentar:
Posting Komentar