Pages

Senin, 16 Mei 2011

dialog tentang poligami

dialog tentang poligami

"POLIGAMI" satu kata yang angker
menurut sebagian wanita..
tapi inilah reaalita,
inilah ajaran, bahkan anjuran dari yang Maha kuasa

hhmmmm
mau komentar apa aku juga belum menikah
just wanna share aja lah
takut "kuwalat" atas pernyataan sendiri


semalam sms dengan kawan sejawat di salah satu kota dipenjuru jawa timur
setelah cap cus tanya kabar dan aktifitas masing masing, maka sampailah pada dialog
"bdw ngambil tema apa skripsinya??" ketikku di layar nokia x2
"tentang poligami ukh.. hehehe" balas karibku yang diseberang
gloodaaaakkkkk kraaakkkk
nikah aja sama sama belum kok uda bahas yang ginian, pikirku
"huuuuaaaaa subhanallah, yo opo menuurut anti tentang poligami?? siapkah?"
ekspresiku menanggapi tema skripsi yang diambil temanku
"pengennya ga dipoligami,,
tapi qita kan ga tau bagaimana kehendak Allah SWT,,
manusia hanya berencana tapi tuhanlah yang menentukan" tanggapnya menyikapi pertanyaanku
wahh luar biasa,
bijak sekali..begitu anganku

pernah suatu kali ada kajian dikantor
dengan tema "kerumahtanggan", cuma judulnya aku lupa
dalam kajian itu membahas tentang kenikmatana kenikmatan dalam berumah tangga
hmmm sumpah gue mupeng banged hehehe
sebelum kajian dimulai aku ajukan pertanyaan ke pada ibu pengisi nya
"bu, bagaimana hukumnya tentang syarat yang diajukan sebelum menikah?
 misalnya ga mau dipoligami??"
dengan semangat pertanyaan itu mengalir dari mulut kecilku
dengan tenang sang ibu menjawab..
kalo ga salah begini, maaf kalo aku slaah luupa lupa ingat juga

saya sebenarnya juga heran, melihat fenomena film KCB tentang persyaratan yang diajukan
dengan merujuk suatu kitab,,
jadi begini
waniata memang boleh mengajukan syarat
tapi sebagai manusia ya kita yang wajar wajar sajalah
kalo misalnya kita mensyaratkan ga mau dipoligami
maka jjika suatu saat ternyata suami poligami maka nikahnya tidak batal (kalo ga salah lo ya)
tetapi istri bisa mengajukan bahwa suami melanggar janji

ahh mbooh lali kata katanya
yang jelas aku ingat..
ga usah macam macam lah, pake syarat yang aneh aneh saja
insyaAllah semuanya bisa dikomunikasikan
jadi seolah olah juga tidak melanggar syariat
jangan dipikir yang serem serem kalo mau nikah...
dipikirin yang enak enak ajalah contohnya
aahhhaaaaaaaaaayyyy

hmmmm seketika hilanglah niatanku untuk mengajukan syarat agar tidak dipoligami
belum tau juga bagaimana mencintai yang sebenar benarnya cinta yang halal
kalo sekarang aku bilang siap dipoligami,, takutnya ntar malah ga siap
baru aja mengagumi seseorang..eh ada temenya deket aja uda cembburu wkwkwk
masalah "cinta" memang hal yang "sensitif" bagi perempuan

perrnah juga mendengar ceramah seorang ustadz saat SII di al-azhar
"apakah kalian mau dipoligami??" begitu kira kira petanyaannya
"tidaaakk" sontak kami santri perempuannya menjawab..
"kalian tau,, berapa jummlah TKI di hongkong??
 jumlahnya ada 3000, berapa laki lakinya?? ada 800"
pertanyaan yang dilanjutkan dengan jawaban sediri oleh sang ustadz
"dan apa yang terjadi ketika para wanita tidak mau dipoligami???
maka homoseksual terjadi dimana mana... na'udhubillahi mindhalik" lagi lagi pertanyaanya disertai jawaban

kalo Allah sudah membuat peraturan maka manusia yang baik adalah mereka yang taat
menyitir ayat tentang poligami,
==maka nikahilah wanita yang kamu senangi 2, 3 atau 4 dan jika kamu takut tak bisa berbuat adil
maka nikahilah seorang saja== insyaALlah kalo ga salah
"untuk kau wahai kaum laki laki,, jadi mereka yang cuma menikahi satu orang saja maka apa kesimpulanya??"
"penakut" teriak ketua kelasku
astagfirullah

dan begitulah
sedikit share aja kalo ada yang berpendapat monggo,
kalo ada yang tidak setuju silahkan
kalo ada yang mengajak poligami??? sik sik
nikah ae durung...
hehehe
kesimpulan sementara sampai saat note ini ditulis adalah
"saya tidak jadi mengajukan syarat untuk tidak dipoligami,
 tapi bukan berarti saya siap dipoligami"


dalam kesendirian menunggu pangeran berkuda putih datang
menjemput permasuri berjubah mutiara hijau (hayyyaahhh :P)
indramayu 10 april 2011

0 komentar:

Posting Komentar