Pages

Senin, 16 Mei 2011

negeri impian

sakura dalam hayalku
dear Allah
sampaikan salamku untuk negeri impian ini
selalu saja kau buat bergetar hati ini
ketika membaca keluarbiasaan tentang negeri harapan
harapan yang tertancap kuat dalam angan
harapan yang selalu saja berkobar disetiap kesempaan
dan tentunya harapan untuk bisa menginjakkan kaki disana

hanya saja satu hal besar yang mengganjal..
"restu orang tua"
dan begitulah..
bubar semuannya..
tapi kalo berkelit lagi..
pastinya aku masih punya harapan...
ya ntar lah
abis nikah
kan restu aku sudah ditangan suami :P
heheheh
*aslinya juga ga tega ninggalin emak sama bapak yang sudah sepuh
apalagi kalo inget bahwa pengasuhan mereka ada di aku
hmmm
ya Allah buat aku legowo atas apa yang telah Engkau berikan



indramayu 7 april 2011
berikut adalah cuplikan berita yang aku baca :
==============================================================
Di Tengah Bencana Dahsyat, Warga Jepang Tetap Tertib
[Posted document] Balongan, 17 March 2011 08:28 AM


Jakarta - Dunia berdecak kagum dengan mentalitas masyarakat Jepang.
Di saat terjadi bencana gempa dan tsunami yang mematikan,
mereka tetap mengantre dengan tertib di supermarket
untuk mendapatkan bahan makanan.
Tidak ada rebutan, tidak ada kerusuhan !.
Rupanya tidak hanya di supermarket saja
suasana ketertiban di tengah bencana itu
terlihat pada masyarakat negeri sakura.
Ketika gempa baru saja terjadi, lalu lintas macet total.
Namun, penduduk Jepang tetap bersikap tenang menghadapinya.
"Lalu lintas bagai di neraka
 dan sering kali hanya satu mobil dapat berjalan
 ketika lampu lalu lintas berubah menjadi hijau.
 Tapi semua begitu tenang dan mengemudi dengan aman
 dan memberikan jalan kepada satu sama lain,"
 ucap salah salah satu pengendara, Arakawa.

Arakawa mengucapkan hal itu melalui akun twitter,
yang lalu diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris
oleh seorang translator bernama Aya Watanabe (@vida_es_bella).
Watanabe menghimpun beberapa tweet para korban gempa
yang menunjukkan ketertiban dan rasa kesetiakawanan warga Jepang. 
Masih di jalan raya, seorang pengguna jalan lain mengatakan,
ia mengemudi selama 10 jam untuk pulang ke rumah
saat gempa menghentak pada Jumat sore, 11 Maret lalu.
Lalu lintas sangat padat.
Namun, ia tidak mendengar bunyi klakson sekali pun.
"Yang terdengar hanyalah ucapan terima kasih antara satu sama lain,
karena telah diberi jalan," katanya.
Sikap tetap tertib dan tidak emosional juga terlihat di stasiun-staiun kereta api.
Seperti diberitakan, ketiga gempa terjadi,
jaringan KA Tokyo Metro sempat menghentikan operasinya
dengan alasan keselamatan penumpang.

Banyak penumpang yang terlantar di stasiun.
Namun, mereka tetap menunggu dengan sabar sampai KA dapat beroperasi kembali.
Para penumpang juga senang dengan cara petugas KA yang tetap melayani mereka dengan senyuman.
Seorang warga Jepang yang ingin menempuh perjalanan
dari Oedo menuju Hikari Gaoka mengatakan,
stasiun sangat penuh dengan penumpang.
Sampai-sampai ada penumpang yang menunggu di luar gerbang tiket.
Akan tetapi, semua tertib dan mengikuti arahan petugas stasiun.
"Kami membentuk garis sempurna.
 Tidak ada tali partisi.
 Tapi kami memberikan ruang untuk orang lain berjalan.
 Semua orang mengikuti petunjuk yang diberikan oleh staf stasiun
 Ketenangan ini sangat mutlak dan nyata.
 Saya kagum dengan kekuatan mental orang-orang ini," kata dia.

Bagaimana dengan di Indonesia ?   (Irwan Nugroho – detikNews)

0 komentar:

Posting Komentar